Merawat baju adat memerlukan perhatian khusus agar kain, bordir, dan detailnya tetap awet. Berikut beberapa tips perawatan baju adat agar tetap terlihat cantik dan tahan lama:

🧼 1. Cuci dengan Tangan (Handwash)
Hindari mencuci baju adat dengan mesin cuci.
Gunakan air dingin atau air hangat suam-suam kuku dan sabun khusus pakaian halus (seperti deterjen bayi).
Jangan merendam terlalu lama, cukup 5–10 menit.

🧵 2. Pisahkan Sesuai Warna dan Bahan
Baju adat berbahan halus seperti songket, sutra, batik tulis, atau beludru harus dicuci terpisah.
Hindari mencampur dengan pakaian lain, apalagi yang berbahan kasar atau mudah luntur.

🌤️ 3. Jemur di Tempat Teduh
Jangan jemur langsung di bawah matahari karena bisa membuat warna memudar.
Balik bagian dalam keluar saat menjemur agar warna dan detail luar tetap awet.

🧺 4. Setrika dengan Hati-Hati
Gunakan suhu rendah hingga sedang, tergantung bahan.
Letakkan kain tipis (seperti kain kasa atau kain katun lembut) di atas baju saat menyetrika.
Untuk baju dengan payet, bordir, atau hiasan, setrika dari bagian dalam atau hindari disetrika langsung.

📦 5. Simpan dengan Baik
Gantung menggunakan hanger berbantalan (empuk) agar bentuk bahu tidak rusak.
Untuk kain berat seperti kebaya bordir atau songket, lebih baik dilipat dan diberi alas kain lembut.
Tambahkan kapur barus atau silica gel untuk mencegah lembap dan jamur.

🧽 6. Bersihkan Noda dengan Lembut
Jika ada noda, gunakan lap basah + sabun cair lembut, tepuk-tepuk pelan (jangan digosok keras).
Segera bersihkan sebelum noda mengering.

🧳 7. Jangan Terlalu Sering Dicuci
Jika hanya dipakai sebentar dan tidak kotor, cukup diangin-anginkan dan disimpan kembali.
Terlalu sering mencuci bisa mempercepat kerusakan warna dan kain.

Kalau kamu punya jenis baju adat tertentu (misal: kebaya, ulos, atau kain tenun khas daerah), aku bisa bantu kasih tips spesifik sesuai jenisnya. Mau dilanjutkan? 😊